Pada tanggal 3 September 2015, pelajaran kapita selekta Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Tarumanagara dihadiri oleh dosen tamu yang merupakan Jurnalis di Media Kebon Sirih dan juga merupakan ketua bidang internet Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia , yaitu Bapak Asep Saefullah. Di perkuliahan yang singkat ini, beliau banyak menceritakan pengalamannya dibidang jurnalistik dan bagaimana perkembangannya hingga seperti sekarang ini, berikut kutipan yang dapat kelompok kami rangkum:
Seiring perkembangan jaman, teknologi di Negara
Indonesia semakin berkembang dan jumlah media pun semakin meningkat. Tahun 2012
terhitung sebanyak 63.000.000 pengguna aktif internet. Dan pada tahun 2013
meningkat menjadi 82.000.000 pengguna aktif internet. Dari peningkatan tersebut
dapat diberikan kesimpulan bahwa Indonesia merupakan salah satu Negara yang menggunakan
Internet terbanyak di Asia.
Sebelum kehadiran internet, wartawan
terlebih dulu harus mempelajari bagaimana menggunakan teknologi. Teknologi saat ini tidak dapat dipungkiri lagi
bahwa sedang marak dimana-mana. Pada saat sekarang ini, anak kecil sudah
menggunakan telepon genggam (handphone) untuk berkomunikasi. Sudah kita ketahui
semua bahwa Jaman sekarang ini adalah jaman modern. Penggunaan internet
terdapat dimana-mana dan sekarang siapapun bisa menjadi seorang wartawan hanya
dengan membawa dan menggunakan kamera sendiri, semua orang bisa meliput
kejadian dimanapun. Teknologi bisa berkembang menjadi sebuah tantangan, dimana
reaksi masyarakat bersifat langsung dan cepat, terdapat banyaknya wahana untuk
memberikan aspirasi (komentar) untuk dan kepada siapapun. masyarakat harus bisa
beradaptasi agar bisa tetap bertahan pada zaman modern ini. Zaman sudah berubah,
mulai dari media cetak menjadi media online seperti detik.com , kompas.com dan
tempo. Penggunaan handphone juga mempermudah penyampaian berita atau informasi.
Proses penyampaian pesan bersifat langsung dan cepat. Media berita online juga
menjadi gaya hidup dan kebutuhan masyarakat akan informasi berita, baik politik
maupun entertainment. Gaya penyampaian berita dimedia online jauh lebih mudah
diterima oleh masyarakat, karena penyajiaannya singkat, jelas, dan padat. Pada
saat bapak Harmoko menjadi menteri penerangan, media sangat dibatasi, namun
setelah mengalami reformasi 1998, industry media Indonesia berkembang menjadi
lebih baik lagi dari sebelumnya.
Di dalam dunia jurnalis juga ditemui
istilah konvergensi Media, yang artinya adalah penggabungan media yang
digunakan untuk satu tujuan. Konvergensi media digunakan untuk perkembangan
teknologi digital. Konvergensi Media menggabungkan internet dan computer untuk
mendapatkan informasi yang diperukan oleh jurnalis. Konvergensi media tidak
menghilangkan media lama, melainkan akan menjadikan media lama dan media baru
bergabung menjadi satu.
Pertumbuhan industri media di Indonesia
telah didorong oleh kepentingan modal yang mengarah ke media oligopoly dan konsentrasi
kepemilikan. Kesejahteraan dalam media dan teknologi komunikasi telah mengubah
lingkungan industry media, tetapi tetap membuka ruang yang lebih luas bagi
warga Negara untuk berpartisipasi dalam media melalu internet dan media sosial.
Pers bebas muncul di media sosial pada
zaman kini. tidak seperti zaman dahulu kala dimana kebebasan pers di batasi oleh
pemerintah. Contoh media sosial sekarang ini adalah Friendster, facebook,
twitter, instagram dan path. Karena tuntutan teknologi yang semakin modern, jurnalis
yang kurang memadai pasti tidak dapat mengikuti pertumbuhan teknologi seperti
sekarang ini.
Sekarang ini sebagian besar jurnalis di
Indonesia telah tumbuh menjadi manusia lebih dewasa serta inovatif dalam
membawakan reportasenya. Masih juga
terdapat jurnalisme amplop tetapi saat ini sudah kurang merajarela dan jarang
terlihat. Jurnalisme mempunyai blog dan akun sosial masing-masing agar jurnalis
tersebut dapat lebih mudah memperoleh informasi yang diinginkan.
Adapun media di
Indonesia yang dikuasai oleh Negara seperti TVRI, RRI, ANTARA, dan kantor
berita Indonesia. Media Indonesia yang dikuasai oleh grup adalah kompas
gramedia, jawa post group, VIVA grup, MNC, Femina Grup, Berita Satu, Tempo dan
Trans Corp. dan media yang terbit sendiri adalah CLARA dan Net.
Dari perkuliahan singkat yang Bapak Asep berikan kami dapat menarik
kesimpulan kalau perkembangan dunia pers diindonesia memang semakin baik dan cepat, hal ini dapat dibuktikan dengan mudahnya jurnalis sekarang untuk menyampaikan berita kepada para pembaca, tentunya dipermudah juga oleh perkembangan teknologi informasi yang memungkinkan kita semua juga bisa menjadi wartawan, hal ini disebut dengan Citizen Journalism, dimana ketika siapapun berada dekat dengan tempat kejadian, rekaman dan hasil liputannya pun akan lebih baik serta cepat bisa dibagikan kepada orang banyak, hal ini tentunya membuat nilai berita menjadi lebih besar daripada wartawan yang baru datang beberapa saat setelah kejadian berlangsung, ditambah lagi kejadian - kejadian yang terjadi dengan cepat dan sulit dijangkau wartawan, akan lebih mudah dengan bantuan citizen journalism karena mereka hanya perlu kamera/handphone saja untuk merekam kejadian yang berlangsung, diindonesia media memang dikuasai oleh banyak orang-orang besar dengan kepentingannya masing-masing akan tetapi lebih baik media sebagai penyampai informasi terpercaya harus bersifat netral dan memihak kepada kepentingan masyarakat luas,bukan kepada pemilik kepentingan tertentu,intinya perkembangan pers semakin pesat dan membaik, akan tetapi kita juga harus bisa menjadi masyarakat yang baik dalam menggunakan media, kita harus kritis dalam menerima berita dan tidak mudah terprovokasi propaganda yang diberikan media.
Akhir
kata kami dari Kelompok 7 (Febiyanto 915120105, Meilani Dharmawaty
915120110, Marscel Jurdanes Ramli 915120114, dan Harry Clinton
915120129, mengucapkan banyak terima kasih atas pengalaman dan pelajaran
yang telah dibagikan oleh Bapak Asep Saefullah selaku Dosen tamu, pembelajaran dari beliau semakin membuka mata kami sebagai mahasiswa dan mahasiswi komunikasi untuk lebih kritis dan memahami dunia jurnalistik diindonesia. Terima Kasih Bapak Asep :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar