Olaf the Snowman - Disney's Frozen

Jumat, 20 November 2015

Belajar Bersikap untuk Memasuki Dunia Kerja, Karena Komunikasi Menggunakan Rasa oleh Bapak Novrizal dan Bapak Angga



Pada tanggal 19 November 2015, pelajaran kapita selekta Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara dihadiri oleh dosen tamu yang merupakan Account Executive yaitu Bapak Novrizal dan Bapak Angga kusuma dari Team Advertising Metro Tv. Di perkuliahan yang singkat ini, mereka banyak mengajarkan tips bagaimana cara bertingkah laku dalam kehidupan kerja, dimana mereka juga banyak mengajarkan cara bekerja kelompok yang baik, berikut kutipan yang dapat kelompok kami rangkum:


Dalam membawakan perkuliahan kali ini, Bapak Novrizal dan Bapak Angga mengajarkan banyak hal kepada kita semua. Pengajaran yang dilakukan terbilang fun dan tidak kaku. Pembawaan dosen tamu kita satu ini tidak kaku dan terbilang hampir seluruh mahasiswa ikut aktif didalam perkuliahan singkat ini. 





Yang pertama apa Itu Public Relations?


Public Relation itu menjual image.Didalam membawakan komunikasi, harus adanya rasa. Kalau tidak adanya rasa didalam suatu komunikasi, maka akan terasa hambar alur komunikasi tersebut. Komuikasi itu sendiri mempunyai arti sebagai berikut upaya bagaimana kita meraih perhatian, juga cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari masyarakat atau orang lain. Hal yang terpenting dari komunikasi itu sendiri adalah mendapatlan respon positif dari orang lain. Jika respon positif telah didapat dari orang lain, maka dapat dikatakan komuikasi tersebut sudah berhasil dijalakan dengan baik dan sempurna.



Komunikasi harus dirasakan. Komunikasi ada beberapa rasa.Kalau komunikasi yang menggunakan rasa akan terasa berbeda dengan komunikasi yang tidak menggunakan rasa. jika komuikasi tersebut tidak menggunakan rasa, maka komunikasi tersebut akan mendapatkan respon negatif. Ending dari komunikasi adalah respon. Jika komunikasi tidak tulus atau tidak menggunakan rasa, maka tidak akan berhasil.





Komunikasi juga punya hukum.Hukum dalam komunikasi, adalah sebagai berikut :

1. Respect. Artinya adalah menghargai. Kita harus dapat menghargai orang yang berbicara kepada kita.



2. Empathy. Artinya adalah empati, atau ikut merasakan apa yang orang lain rasakan. Atau bisa disebut juga dengan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh lawan bicara kita. Kita harus menjadi pendengar yang baik. Be a good listener. Empati juga harus ada key note atau key listener.



3.Audible. artinya dapat didengarkan dan dimengerti dengan baik atau pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti dengan baik. Apa yang didengar harus jelas atau clear.



4. Clarify. Artinya adalah kejelasan dari pesan. Pesan yang diberikan tidak boleh menimbulkan interpretasi atau tafsiran yang berlebihan.



5. Humble. Artinya adalah kita harus membangun komunikasi yang efektif. Humble juga artinya adalah sikap rendah hati dalam bahas pemasarannya. “customer first attitude”



kita harus komplit dalam mempunyai lima hokum dalam komunikasi. Karena ketika kita ingin terjun ke dalam dunia kerja harus bisa sabar.karena semua Industry is about money, bagaimana kita bisa membawa diri dengan baik dan benar kepada klien kita agar mendapatkan profit. Tujuan dari perusahaan adalah mendapatkan profit sebanyak dan sebesar-besarnya.






Didalam perkuliahan singkat ini, bapak Novrizal dan bapak Angga mengajak satu kelas aktif dengan mengerjakan tugas secara berkelompok. Didalam kelompok yang berisikan empat sampai lima orang tersebut, kita membahas dan beranggapan bahwa diri kita adalah seorang public relation suatu perusahaan dan menyusun strategi ketika bertemu dengan para wartawan didalam konfrensi pers dengan menyampaikan strategi re-branding perusahaan serta membaca press release melalui event atau acara yang akan kita laksanakan.

Tema dari diskusi kelompok ini adalah Re-branding PT.SOHO Group yang bergantinnama menjadi PT.SOHO Global Health. disini kita dilatih untuk membuat press release dan menyusun strategi untuk menyiarkan kepada masyarakat mengenai pergantian nama tersebut agar semua masyarakat mengetahuinya. Semua kelompok maju satu per satu dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok tersebut. 



Kesimpulannya: dalam memasuki dunia kerja yang banyak cobaan dan rintangan kita harus memposisikan diri seperti lawan bicara kita, jangan sampai emosi membuat hal menjadi buruk dan menghancurkan karir kita, semakin kita baik dengan orang walaupun sikapnya terhadap kita buruk, itu mencerminkan  pribadi yang baik dan bisa menjadi daya jual diri anda untuk karir yang baik dimasa depan, bekerja sama dalam kelompok walaupun anda tidak suka dengan teman satu group anda juga harus tetap dilakukan anggaplah hal tersebut sebagai sikap profesional dimana anda dan orang tersebut sama - sama saling membutuhkan dan menuju pada satu tujuan yang sama yaitu keberhasilan.



Akhir kata kami dari Kelompok 7 (Febiyanto 915120105, Meilani Dharmawaty 915120110, Marscel Jurdanes Ramli 915120114, dan Harry Clinton 915120129, mengucapkan banyak terima kasih atas pengalaman dan pelajaran yang telah dibagikan oleh Bapak Novrizal dan Bapak Angga, pembelajaran dari bapak telah memberi kami gambaran kalau didalam dunia kerja kepentingan pribadi harus dikesampingkan agar bisa bekerja secara profesional dan karakter dalam diri kita terbentuk dengan baik . Terima Kasih banyak Bapak Novrizal dan Bapak Angga :).




Jumat, 06 November 2015

Belajar Fotografi Secara Singkat dan Berkesan bersama Bapak Didiet Anindita


Pada tanggal 5 November 2015, pelajaran kapita selekta Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara dihadiri oleh dosen tamu yang merupakan seorang Freelance Fotografer dan juga merupakan pengajar di LOOK modelling school ,yaitu Bapak Didiet Anindita. Di perkuliahan yang singkat ini, beliau banyak berbagi ilmu seputar dunia fotografi serta berbagai pengalamannya dalam dunia fotografi yang ternyata tidak asal jepret saja,melainkan butuh banyak pihak pendukung, berikut kutipan yang dapat kelompok kami rangkum:



Kunci utama fotografi adalah kesabaran (didalamnya harus terdapat kesepakatan antara fotografer dan klien kita sendiri)
Didalam menciptakan suatu konsep serta didalam membentuk suatu konsep diperlukan beberapa material didalamya, yaitu sebagai berikut :
-Photographer
Photographer merupakan kunci utama didalam menciptakan suatu karya fotografi yang indah, tanpa adanya photographer dianggap kurang dalam penyajian suatu karya masterpiece
-Klien
Klien merupakan seseorang yang memberikan asupan dana agar maksud dan tujuannya tercapai dalam menampilkan suatu karya
-Pengarah gaya
pengarah gaya merupakan suatu pekerjaan dimana menggerakkan suatu model atau objek agar dapat sesuai dengan tema yang diminta oleh klien
-Make Up Artis (MUA)
MUA merupakan seseorang yang mendandani model sesuai dengan tema yang dinginkan oleh klien
-Wardrobe
Wardbrode merupakan perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan didalam menampilkan suatu karya yang akan dibidik oleh sang photographer
-Copywriter
-Visual Design



Rumus fotografi adalah Rule of Third. Yang dimaksud dengan rule of third adalah tiga garis imajiner yang horizontal dan vertical. Garis tersebut digunakan untuk menentukan komposisi frame yang tepat untuk satu foto.

Ada juga yang disebut dengan Depth of Field. Depth of Field merupakan tingkat ketajaman. Maksud nya adalah setiap kita foto model, titik fokusnya adalah dimukanya. Tingkat ketajaman model utama, dan wallpaper jelas berarti walpapernya lebar. Itu merupakan salah satu contohnya: Zone System merupakan gradasi dari terang yang diwakili oleh putih menjadi gelap yang diwakili hitam. Hitam berarti gelap dan putih berarti terang.

Didalam fotografi, ada yang dinamakan dengan horizontal. Horizontal disebut dengan landscape dan ada juga yang dinamakan vertical. Vertical disebut dengan portrait. Itu semua digunakan untuk menentukan komposisi frame.


Fotografi bukanlah suatu hal yang asing terdengar di telinga kita. Dari namanya saja kita pasti sudah bisa menebak fotografi tentunya adalah kegiataan seorang juru foto dalam menghasilkan foto-foto yang menarik dan mengandung sebuah makna. Kini, media massa menggunakan fotografi dalam menunjang kegiatan industrinya dan tentu dalam menyampaikan sebuah pesan kepada masyarakat.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa). Untuk menghasilkan foto yang bagus kita harus mengetahui  setting kamera yang kita gunakan. Tentunya dengan didukungnya  pencahayaan yang baik juga.

 


Berikut setting kamera yang perlu kita perhatikan yaitu:
ISO / ASA (ISO Speed), Diafragma (Aperture),  Speed Shutter Speed, dan White Exlance.
Dalam menghasilkan sebuah foto yang berkualitas, selain peran model yang cantik juga diperlukankamera yang profesional. Di dalam setting kamera dikenal empat bentuk yakni ;
a. Diagframa / Aperture, mengatur besarnya sinar yang masuk ke kamera
b. Shutter speed, mengatur lamanya waktu yang diperlukan sampai masuk ke kamera
c. ISO, kepekaan kamera dalam menangkap sinar atau cahaya
d. White Balance, mencari warna putih yang sebenarnya karena setiap ruangan memiliki pencahayaan yang berbeda-beda.

Adapun hal-hal berikut yang perlu diperhatikan adalah resolusi, warna, image file format, dan format gambar.Resolusi merupakan ketajaman gmbar (pixel) semakin tinggi angka DPI nya semakin tajam suatu gambar yang dihasilkan.Warna merupakan kontras,Image file format berupa RAW,JPG.

Kesimpulannya, dalam dunia komunikasi Foto juga dapat menjadi hal penting bahkan sengat penting, karena dalam sebuah foto mengandung banyak makna yang sebenarnya bisa saja ditangkap berbeda oleh individu yang berbeda, bisa positif bisa negatif, seperti halnya foto tanpa busana, bagi sebagian orang hal tersebut merupakan pornografi, namun bagi para seniman hal tersebut adalah karya seni yang tinggi nilai seninya, dalam dunia Public relations, advertising dan jurnalistik foto bisa mempengaruhi kinerja masing" divisi, seperti pada kasus foto palsu yang mengatasnamakan perusahaan pastinya merugikan, tentunya pihak public relations dalam masa krisis dan harus segera bertindakm begitu juga dengan Advertising mereka harus menciptakan sebuah foto yang menarik agar berhasil mengangkat produk tertentu, begitu juga dengan jurnalistik yang butuh banyak foto untuk melengkapi hasil liputan dan artikel mereka, intinya fotografi dan komunikasi sama-sama saling membutuhkan karena foto dapat membantu mengkomunikasikan suatu pesan kebanyak orang.


 Akhir kata kami dari Kelompok 7 (Febiyanto 915120105, Meilani Dharmawaty 915120110, Marscel Jurdanes Ramli 915120114, dan Harry Clinton 915120129, mengucapkan banyak terima kasih atas pengalaman dan pelajaran yang telah dibagikan oleh Bapak Didiet Anindita, pembelajaran dari bapak telah memberi kami gambaran kalau fotografi sangatlah beragam dan profesi menjadi fotografi itu bagaikan tukang cukur yang dikenal lewat mulut ke mulut karena hasil kerjanya, dengan banyak motivasi dan saran yang bapak Didiet berikan kami lebih semangat lagi untuk bisa menemukan pekerjaan yang memang sesuai dengan bakat dan minat kami masing - masing. Terima Kasih banyak Bapak Didiet Anindita :)